Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya berhasil mengamankan lima pengamen dibawah umur yang kedapatan nggandol truk di sekitaran Exit Tol Banyu Urip, Rabu (7/1).
“Kebetulan kami sedang mobile untuk memantau petugas di Traffic Light, naluri saya keluar sebagai anggota Satpol PP saat melihat anak kecil nggandol diatas truk trailer,” kata Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya, Dwi Hargianto.
Dwi mengatakan, anak-anak yang mengamen tersebut berjumlah 10 orang dan sedang berganti tumpangan ke mobil pick up saat menuju arah bundaran Tol Margomulyo.
“Awalnya 10 anak, tapi karena tau ada saya dan tim, anak-anak tersebut lari menghindari petugas, dan kami berhasil menjaring 3 pengamen ini,” jelas Dwi.
Dwi juga mengungkapkan, dirinya sempat menanyakan kepada ketiga pengamen hasil penjangkauannya, yakni AF (12), HH (11), dan DA (11) untuk mengetahui letak mereka berkumpul. Setelah berkeliling, Dwi kembali mengamankan WA (16) disekitaran TL Balongsari.
“Saya tanya mereka, dimana biasanya berkumpul. Karena sejak awal melihat mereka, fokus saya pada 1 anak ini yang terlihat lebih dewasa ketimbang anak-anak ini,” jelas Dwi.
Tak hanya itu, mirisnya salah satu diantara keempat anak tersebut mengaku dipaksa meminum minuman beralkohol jenis Arak Bali oleh temannya yang sedang dalam pencariannya.
“Ternyata benar, 1 anak yang saya ingin amankan itu benar mengkhawatirkan. Dia memaksa anak-anak yang lain minum alkohol, dan memang benar saat kami tanya bau mulut mereka sudah bau alkohol,” ungkap Dwi.
Mengetahui hal tersebut, Dwi melakukan pengejaran kepada AM (17) yang ia temukan sedang menghindari petugas di Exit Tol Simo. Tak hanya itu, setelah dijangkau AM kedapatan membawa sajam berjenis brass knuckle yang pada ujungnya terdapat silet kecil.
“Langsung kami bawa ke mako Satpol PP untuk diamankan dan kami data, kami juga panggil DP3A untuk outreach anak-anak ini. Untuk barang bukti kami ikut amankan,” kata Dwi.
Dwi menyampaikan, dirinya juga menekankan kepada para petugas Satpol PP baik di wilayah Sukomanunggal dan diseluruh wilayah Surabaya untuk lebih menekan pengamanan terhadap anak-anak. Ia juga mengatakan, akan terus meminta pihaknya menyisir ke tempat-tempat yang terindikasi sebagai tempat berkumpulnya pengamen dibawah umur ini.
“Saya sampaikan ke rekan Praja karena Surabaya ini kota layak anak, jadi kita harus perhatikan betul anak-anak kita ini. Kenapa saya seperti ini, melakukan pengejaran dan penjangakauan, karena saya teringat anak saya yang seumuran mereka,” kata Dwi.
Diakhir wawancaranya, Dwi juga berharap agar warga Kota Surabaya juga turut bekerja sama membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk melaporkan jik mengetahui hal serupa.
“Ini tugas kita semua sebagai warga Surabaya, untuk bantuan bisa menghubungi kanal command center di 112, atau bisa melalui media sosial Satpol PP, sehingga masyarakat bisa memberikan informasi lewat kanal yang kita miliki,” tutup Dwi.